Senin, 24 Mei 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Satuan Pendidikan : SD Mujahidin Pontianak
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ semester : VI / Genap
Alokasi Waktu : 2 X 40menit ( dua jampel )
Standar Kompetensi : 4. Memahami Peran Indonesia dalam era globalisasi.
Kompetensi Dasar : 4.1 Menjelaskan politik luar negeri yang bebas aktif

Indikator :
1. Mendefenisikan politik luar negeri Indonesia.
2. Mengidentifikasi latar belakang Indonesia menganut paham politik luar negeri bebas aktif.
3. Mengidentifikasi dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri indinesia bebas aktif
4. Mengenal tokoh pemrakarsa politik luar negeri bebas aktif di Indonesia.

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan politik luar negeri Indonesia.
2. Siswa dapat menjelaskan sebab -sebab Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif.
3. Siswa dapat menjelaskan dasar hukum politik luar negeri Indonesia.
4. Siswa dapat menjelaskan tokoh yang memprakarsai paham politik luar negeri beabas aktif.

Pada tanggal 2 September 1948, Drs. M. Hatta menyampaikan keterangan politik Luar negeri Indonesia kepada Badan Pekerja Komite Nasional Indoneia Pusat (KNIP), adalah Bebas Aktif.

Materi Pokok

A. Politik luar negeri Indonesia
Indoneia menganut paham politik luar negeri bebas aktif.Bebas maksudnya adalah berarti Indonesia tidak terikat oleh suatu idiologi atau politik dari Negara manapun termasuk yang tergolong blok barat ( Amerika dana ekutunya) maupun blok Timur ( Uni soviet/ sekarang Rusia dan sekutunya ). Akif maksudnya, Indonesia giat dan ikut serta dalam meningkatkan hubungan persahabatan dalam menciptakan perdamaian dan ketertiban dunia.




B. Sebab – sebab Indonesia menganut paham politik luar negeri bebas aktif.
1. Sebagai upaya menegakkan kemerdekaan .
2. Posisi Geografis yang menyebabkan Indonesia harus membina hubungan kerja sama dengan Negara – Negara tetangga.
3. Penduduk. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar merupakan modal dasar pembangunan yang harus berkwalitas, sehingga untuk meningkatkan sumber daya manusia yang cukup tinggi mereka harus di bina .menjadi tenaga yang trampil dalam IPTEK.
4. Kekayaan Alam. Kekayaan alam yang melimpah dapat dimanfaatkan dan dikelola sedemikian hingga dapat mengatasi krisis ekonomi nasional.

C. Dasar Hukum Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Akti
1. Landasan idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945
3. Landasan Operasional : Tap MPRS No XII/MPRS/ 1966

D.Tokoh pemrakarsa Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif




Pendekatan Pembelajaran :
1. Dilihat dari proses pembelajaran pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cara belajar siswa aktif ( CBSA )
2. Dilihat dari materi menggunakan CTL ( Contectual teching Learning )

Metode Pembelajaran :
1. Jigaw ( Tim ahli )
2. Diskusi



Langkah – langkah Pembelajaran

A. Pendahuluan
1. Orientasi Kelas
2. Penyempatan KD, indicator, dan deskripsi metode yang akan diterapka dalam pembelajaran.
3. Apersepsi untuk penjajakan

B. Kegiatan Inti
1. Kegiatan di dalam kelas, siswa dikelompokkan dalam 4 anggota tim.
2. Tiap tim diberi semua materi pengertian politik luar negeri Indonesia,Latar belakang Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif, dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Indonesia, dan tokoh pemerakarsa politik bebas aktif Indonesia.
3. Tiap kelompok mendiskusikan semua materi sementara itu guru menyiapakan kartu nomor sesuai dengan nomor urut materi yang didiskusikan,dan membagikan kartu nomor tersebut kepada siswa dan setiap siswa mendapat satu nomor secara acak sesuai denagan materi.
4. Setelah tiap – tiap kelompok selesai berdiskusi , mereka diminta berkelompok kembali dengan anggota kelompok lain sesuai dengan nomor yang mereka miliki,semua yang mendapat nomor yang sama akan berdiskusi kembali sebagai tim ahli dan mendiskusikan hasil dikusi dari kelompok pertama.
5. Masing – masing tim ahli membacakan hasil diskusinya dan yang lain menanggapi.
6. Guru memberi penguatan dana arahan.

C. Penutup
1. Siswa dibantu guru menyimpulkan materi sesuai indikator
2. Post tes
3. Refleksi (siswa diajak unuk selalu menjalin hubungan kerjasama yang baik baik di rumah, di sekolah untuk mencapai tujuan yang dicita – citakan.

Media dan Sumber Belajar

A. Media Belajar
1. Kartu nomor
2. Lembar materi





B. Sumber Belajar
1. Ningsih,Rini,M,Pd.PendidikanKewarganegaraan.PT.Yudhistira.
2. UUD 1945 yang sudah diamandemen
3. E.Sudarisman, Karjono D Pendidikan Kewarganaegaraan PT Sarana Panca Karsa Nusa ,Bandung.


Penilaian
A. Penilaian Proses Pembelajaran
No Nama Siwa Aspek yang dinilai Skor Perolehan
Kerjasama Bertanya Menjawab Menghargai




Keterangan Skor :
1. Sangat baik : 4
2. Cukup baik : 3
3. Baik : 2
4. Kurang baik : 1




Mengetahui / Menyetujui Pontianak, 9 Pebruari 2010

Kepala Sekolah



Drs. H. Ahmad Yani, T. M. Pd
Guru Mata Pelajaran PKn



Ida Nursanti

PONTIANAK BERSIH KOTA IDAMAN

Jalan – jalan di sepanjang pinggiran Kapuas dapat menghilangkan penat seharian setelah sepanjang hari menjalankan aktivitas rutin.

Namun alangkah mengecewakan manakala kita dapati di aliran air kapuas terapung sampah – sampah rumah tangga dan bahkan sampah – sampah industripun ikut ada terapung membuat rusak pemandangan yang tadinya dapat menghilangkan lelah. Kini bahkan membuat otak kita ikut berpikir, mengapa hal semacam ini dapat terjadi ?

Pertanyaan ini kita tujukan pada pemeritah Kota Pontianak dan juga pada Masyarakat Kota Pontianak itu sendiri.

Sampah sudah menjadi problem tersendiri di kota – kota besar, termasuk Pontianak sebagai ibukota Propinsi Kalimatan Barat. Sebagai ibukota Propinsi, sudah barang tentu dapat menjadi tolak ukur keberhasilan di kota – kota lain di lingkungan Propinsi Kalimantan Barat yang lain.

Sesungguhnya masalah sampah dapat ditanggulangi dengan kesadaran yang tinggi oleh masyarakat dan pemerintah sebagai pemegang kebijakan.

Setidaknya ada tiga perilaku yang dapat diterapkan di kota Pontianak yang kita cintai ini dalam upaya penanggulan sampah. Adapun ketiganya adalah:

a. Sikap Konsisten
Sikap ini merupakan sikap dimana pemerintah dan masyarakat menerapkan bahwa apa yang menjadi aturan saat ini harus dapat menjadi aturan untuk besok.

Di sepanjang jalan dan tempat – tempat umum tertulis saksi bagi orang – orang yang membuang sampah sembarangan, sayangnya sampai saat ini realitas peraturan tersebut belum terwujud.
Kita yakin dan percaya bahwa proses pembuatan Perda tersebut sudah menghabiskan biaya yang tidak sedikit, namun adakah perubahan yang terjadi setelah terbitnya Perda tersebut. Ternyata Perda tersebut hanya tulisan yang menjadi hiasan di pinggir jalan saja, sebab kita dapat menyaksikan, justru tidak jauh dari tulisan mengenai Perda ini terdapat onggokan sampah.
Untuk menjadikan Perda dapat dipatuhi dan selanjutnya mendarah daging pada tubuh setiap masyarakat Kota Pontianak,sikap konsistensi sangat diperlukan dalam menyikapi masalah sampah di kota Pontianak.

b. Regulitas Tingkah Laku
Sedapat mungkin setiap masyarakat dan Pemerintah dapat berperilaku “Bagaimana kita bertidak sekarang, harus konsisten dengan bagaimana kita akan bertidak besok”

Cukup mudah untuk ditulis dan di ucapkan, sebenarnya juga dapat dilaksanakan asalkan Pemerintah dapat mengajak masyarakat turut serta melaksanakan Perda yang telah diproduk.

Penanggulangan sampah juga sesungguhnya menjadi tanggung jawab bersama antar pemerintah dan masyrakat. Pemerintah sudah menyiapkan sarana dan prasarana tempat pembungan sampah dan tenaga pengangkutan sampah. Sedapatnya masyarakat memetuhi waktu–waktu pembuangan sampah tersebut dan dapat ditingkatkan lagi kesadaran sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai konsumen dengan cara memilah – milah sampah rumah tangga berdasarkan jenisnya.

Sampah dapat dipisahkan menjadi sampah organik dan sampah an organik. Jika masyarakat dapat melakukan ini bukan saja dapat memudahkan pekerjaan akan tetapi dapat tercipta lingkungan yang bebas dari limbah.

Sampah organik dapat diolah menjadi kompos yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai penjaga kesuburan tanah, sampah plastik disendirikan sehingga para pemulung dapat langsung mengambil sampah tersebut sehingga para pemulung tidak lagi membongkar – bongkar sampah dan petugas kebersihan dapat dengan mudah menjalankan tugasnya.
Untuk tahap permulaan hal ini memang tidak gampang, perlu sosialisasi terus menerus dari pemerintahan pada tingkat tertinggi sampai tingkat pemerintahan yang lebih rendah yang langsung menyentuh pada kehidupan masyarakat.Tapi kalau hal ini ditangani dengan serius dan terus menerus tidak mustahil hal ini akan tercapai.

Pada tahap permulaan mungkin perlu diadakan lomba kebersihan dari tingkat Dasa Wisma, Tingkat RT, tingkat kelurahan, Tingkat kecamatan antar lembaga, antar sekolah dalam rangka memperingati hari jadi kota Pontianak , dan dapat pula untuk memperingati HUT RI.

c. Outoritas
Tahapan ini adalah tahapan dimana kita dapat mengontrol tindakan – tindakan kita dan dipaksakan untuk kebaikan sosial sehingga dapat mencegah kita untuk melakukan tindakan seenaknya.

Membuang sampah seenaknya dapat dilakukan manakala tidak adanya kontrol dan paksaan terhadap ketaatan pada Perda tentang menjaga kebersihan. Akan tetapi jika kontrol tingkah laku dan paksaan terlaksana maka barangtentu kesadaran selanjutnya dapat tumbuh dan menjadi kebiasaan yang positif yang sangat berarti bagi kota Pontianak yang kita cintai. Jadi bukan hanya Adipura dan Kalpataru yang kita dambakan tetapi juga kota yang bersih dan nyaman akan terwujud.

Kita sebagai masyrakat juga menjadi tenang, karena jika musim hujan tiba kita tidak cemas terhadap banjir yang akan melanda dan menghalangi aktipitas kerja kita yang disebabkan tersumbatnya parit dan selokan oleh sampah .
GURU YANG SUKSES


Keputusan yang diambil sangat tepat manakala seseoang memutuskan untuk menjadikan dirinya sebagai seorang guru. Keputusan tesebut bukan tidak mendasar, sebab pekerjaan ini adalah suatu tugas abadi yang sangat memerlukan amanah yang perlu dipikirkan sebelum seseorang benar – benar memutuskan untuk menjadi seorang guru. Sebab amanah ini bukan sekedar suatu pekerjaan yang akan menghasilkan materi semata dan suatu pekerjaan yang cukup mudah di dapat di Indonesia apalagi sejak diberlakukannya UU Pendidikan yang baru dan UU Guru dan Dosen, sepertinya Profesi guru di Indonesia sudah mulai banyak di minati jika kita amati peminat sekolah guru pada tahun di bawah tahun 2000 dibandingkan dengan pada tahun belakangan ini lumayan meningkat pesat.



Suatu kesalahan besar manakala seseorang menjadikan dirinya seorang guru hanya beranggapan bahwa pekerjaannya hanya sekedar profesi formal semata. Juga suatu kesalahan manakala seorang ingin menjadi guru berharap menjadi kaya melalui profesinya itu. Jika hal itu terjadi maka urungkan niat untuk menjadi seorang guru. Sebab tugas mulia seorang guru tidak semata diukur dari banyaknya uang yang diperoleh bahkan nilai seorang guru akan lebih berarti manakala seorang guru dapat berusaha sekuat daya dan upaya untuk memperbaiki dan mengangkat keterpurukan pendidikan dengan penuh tawadhu menunaikan kewajiban dan memohon pertolongan kepada Allah dalam menjaga amanah, melaksanakan tanggung jawab pendidikan dengan penuh semangat dalam memikirkan bahwa pengajaran merupakan tujuan berharga yang patut kita tempuh maka mulai tampak kesuksesan itu akan teraih.



Guru yang sukses dan berpengaruh dapat dicapai manakala seorang guru menyadari dan perlu untuk memahami tentang beberapa kiat yang saya ambil dari tulisan – tulisan para pemerhati pendidikan yang mungkit dapat membantu seorang guru benar – benar menjalankan profesinya sebagai guru yang sukses dan berpengaruh seperti;





1. Mengajar adalah amal kebaikan yang pahalanya tidak terputus sesudah mati.

Bagian pahala seorang guru manakala ia mengajarkan ilmu memberikan kepada muridnya keutamaan ilmu dan diambil manfaatnya dari ilmu tersebut maka terselamatlah dunia dan akhiratnya.



2. Guru Sebagai Peletak Batu Pertama, tak pernah terbayangkan oleh kita bahwa ternyata seorang guru adalah yang telah meninggalkan bekas pada setiap lingkungan yang telah dilalui,guru engkau telah berperan besar dalam mencetak kehidupan setiap orang yang pernah bersekolah. Guru yang telah membentuk kepribadian orang kecil dan besar, sebagian dari mereka mencapai puncak keberhasilan karena guru peletak batu pertamanya.



3. Pengaruh Guru Terbentang Di Luar Pagar Sekolah

Seorang yang tulus ikhlas pasti akan menemui siswanya di luar bats pagar sekolah menyampaikan gagasan yang cemerlang dan lebih bersemangat melebihi gurunya pada saat ia beargumen di dalam pertemuan – pertemuan, sehingga kata – katanya didengar oleh orang lain.



4. Mendapat Berkah dari Allah dan dijaga oleh Para Malaikat

Betapa tinggi derajat yang dapat digapai oleh seorang guru, hingga Allah menaikan derajatnya dan Para Malaikat menjaga keselamtannya, serta penduduk langit dan bumi memuliakannya. Dengat kemuliaan itu janganlah para guru menyalahi profesinya dan sebagai sarana menumpuk harta.



Untuk mencapai harapan – harapan di atas maka sepatutnya guru meperhatikan kiat – kiat sebagai betikut;



a. Membangkitkan dan memberi motivasi dalam belajar bagi murid – murid, tidak dapat dipungkiri bahwa dorongan belajar sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan semangat murid untuk belajar, melalui penjelasan tentang keutamaan ilmu dan mencari ilmu, membuat murid merasa membutuhkan ilmu.

b. Menggabungkan antara pengajaran dan pendidikan. Hal ini berarti selain guru mengajarkan ilmu dalam menyucikan jiwa dan sekaligus hafalan – hafalan masalah kehidupan dan rumusan – rumsun ilmiah.

Kesemua itu dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki sifat – sifat;

a. Ikhlas hanya kepada Allah.

b. Taqwa dan ibadah

c. Memotivasi murid giat dalam mencari ilmu

d. Berpenampilan baik

e. Berbicara baik

f. Berkepribadian baik

g. Keteladanan yang baik

h. Memenuhi janji

i. Berniat memperbaiki sistem pengajaran

j. Bergaul dengan baik kepada murid



Selain sifat – sifat Positif yang harus dimiliki seorang guru, maka ada pula sifat – sifat negaif yang harus dihindari seorang guru;

a. Menyombonkan diri dan enggan menerima kebenaran

b. Dengki kepada murid

c. Fatwa tanpa ilmu

d. Banyak bergurau

e. Memanfaatkan anak didik untuk urusan pribadi

f. Berada di tempat – tempat yang tidak pantas

g. Emosional dan mudah mengancam

h. Mengejek dan merendahkan murid

i. Menggunjingkan murid

j. Membuat murid bosan

k. Mengajarkan di luar batas kemapuan murid

l. Menjelek – jelekan guru lain dan Pelajarannya



Manakala seorang guru dapat menunaikan kewajiban pendidikan dan pengajaran dengan terencana dengan matang dan diri seorang gurupun siap secara jasmani dan rohani. Tak perlu dengan kata – kata yang tergesa – gesa atau program dadakan, sebab anak – anak adalah jantung hati kita memiliki hak agar kita perhatikan pendidikan mereka. Untuk itu perlu langkah – langkah serius untuk meraih cara terbaik dalam pendidikan dan pengajaran sehingga guru dapat menjadi idaman murid – miridnya.

Sabtu, 22 Mei 2010


Wajah - wajah panitia Muswil yang tetap segar walau sudah sangat lelah dalam bekerja